"Apakah kamu beriman dengan sebahagian al-Kitab dan kufur dengan sebahagian yang lain? Tidak ada balasan ke atas mereka yang melakukan demikian melainkan mendapat kehinaan di dunia dan pada hari kiamat mereka akan dikembalikan kepada azab yang paling keras"
(surah al-Baqarah ayat 85)

Nabi SAW pernah bersabda: "Allah paling murka kepada mereka yang beragama Islam tetapi mengikut landasan Jahiliah, dan juga kepada mereka yang ingin menumpahkan darah seseorang tanpa hak"
(Hadis diriwayatkan oleh Imam Tabrani dan Imam Bukhari)

"Apabila kita mencari kemuliaan dengan cara hidup yang lain dari Islam, Allah akan menimpakan kehinaan ke atas kita"
(Khalifah Umar al-Khattab)

Sunday, August 8, 2010

Berbangga Dengan Mayoritas

basmalah

Berbangga Dengan Mayoritas

Tela’ah surat al-An’am 116

Clip_2

Oleh : Agus Junaedi

Ketika anda dalam perjalanan dan berada dipadang pasir, mana yang anda akan pilih? Satu teguk lagi air sisa dalam botol atau anda akan berlari mengejar “hamparan air” dihadapan anda yang nampak jernih dan dingin. Jika anda termasuk yang memiliki kesadaran, anda akan memilih satu teguk air terahir yang berada dalam botol dari pada lari untuk mengejar “hamparan air” didepan anda. Satu teguk air adalah “riil” sedangkan “hamparan air” adalah “ilusi” karena dia adalah fatamorgana. Tapi sekali-kali tidak, jika kesadaran anda tertutup oleh hawa nafsu maka anda akan mengejar yang “ilusi” dan meninggalkan yang “riil” yang tentu saja kejadiannya akan lebih tragis anda akan menderita kehausan yang luar biasa dari kehausan sebelumnya, bahkan mungkin ajal anda segera menjemput anda.

Fenomena dialektis antara yang riil dan ilusi dalam kehidupan manusia adalah niscaya dan manusia harus melaluinya. Istilah “riil” dan “ilusi” dalam tinjauan studi al-Qur’an merupakan salah satu pemaknaan dari istilah “al-Haq dan al-Batil”. Al-Haq untuk yang riil (nyata) dan al-bathil untuk ilusi. Al-Haq dan al-Batil adalah dua sisi kehidupan manusia yang saling bertolak belakang satu sama lain dan keduanya saling mengalahkan satu sama lain. Namun bukan menjadi sebab adanya kehidupan itu sendiri sebagaimana faham yang diusung oleh Darwinisme dan Marxisme dengan teori “dialektika”nya. Al-Haq dan al-Batil merupakan piranti kehidupan dunia yang merupakan batu ujian manusia. Jadi dalam istilah sederhannya, kehidupan itu adalah pertarungan al-Haq dan al-Batil. Dan pasti dalam kehidupan, seseorang berada dalam salah satu jalan dari keduanya apakah berada dalam jalan al-Haq atau jalan al-Batil.

Menurut sudut pandang teologis Islam, al-Haq mempresentasikan Allah Subhanahu wa Ta'ala. dan apa-apa yang datang dari sisi-Nya yakni al-Islam meliputi, wahyu, syari’at, ilmu, dll. Sedangkan al-Batil mempresentasikan selain Allah, terutama setan dan segala sesuatu yang datang dari padanya (syirik) juga meliputi wahyu, syari’at, ilmu. Hal ini salah satunya disebutkan dalam surat al-Hajj 22:62;

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

... yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah adalah al-Haq (yang nyata) dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah al- batil (yang ilusi), dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.(al-Hajj 22:62)

الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ فَلاَ تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Al-Haq (yang riil) itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.(al-Baqarah 2:147)

Dalam tinjauan yuridis formal (hukum), maka Al-Hakim tertinggi (al-Ahkamul haakimin), Allah Subhanahu wa Ta'ala menetapkan secara tegas bahwa al-Haq adalah “legal formal” diterima dan mendapat jaminan keamanan dan keselamatan sedangkan al-Batil adalah sesuatu yang “illegal” tertolak dan mendapat u’qubah (balasan buruk). Sebagaimana ditegaskan dalam surat Al-Anfal 8:7-8;

َيُرِيدُ اللّهُ أَن يُحِقَّ الحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَيَقْطَعَ دَابِرَ الْكَافِرِينَ لِيُحِقَّ الْحَقَّ وَيُبْطِلَ الْبَاطِلَ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ

…dan Allah menghendaki untuk menetapkankan al-Haq dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir, maka Allah menerima yang haq (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya. (al-Anfal:7-8)

Dalam ayat lain Allah memberi perumpamaan tentang kesia-sian perbuatan al-Batil dan kemanfaatan dari perbuatan al-Haq, sebagaimana tersebut dalam surat al-Ra’d 13:17,

أَنزَلَ مِنَ السَّمَاء مَاء فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَداً رَّابِياً وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاء حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاء وَأَمَّا مَا يَنفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ

Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang batil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. Al-Ra’du 13 :17

Dalam sebuah hadits riwayat Imam Malik dari Umar ibn Khattab; menyebutkan:

إن يد الله مع الجماعة والفذ مع الشيطان وإن الحق أصل في الجنة وإن الباطل أصل في النار

Sesungguhnya Tangan Allah itu ada pada jama’ah, sedangkan perpecahan bersama setan. Dan sesungguhnya al-Haq itu berasal dari syurga dan al-Batil berasal dari neraka.( H.R Imam Malik)

Maka niscaya al-Haq akan senantiasa mengungguli al-Batil meskipun besarnya al-Batil itu. Ibarat sebuah percikan api dari sebatang korek api yang mampu menghalau kegelapan dalam suatu ruangan yang besar. Dalam Al-Isra 17:81;

وَقُلْ جَاء الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقاً

Dan katakanlah: "Yang haq telah datang dan yang batil akan lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (al-Isra 17:81)

Menelusuri penyebutan lafadz al-Haq dalam al-Qur’an, kurang lebih 176 kali sedangkan lafadz al-Batil disebut tidak kurang 25 kali, maka kita akan mendapati pemahaman yang luas terhadap pemaknaan al-Haq dan al-Batil yang memiliki ekuvalensi makna dengan lafadz-lafadz lain, sebagaimana dalam tabel berikut;

al-haq3

al-Haq

Tabel Equvalensi pemaknaan al-Haq dan al-Batil

Dalam Al-Qur’an

No

Al-Haq

Al-Batil

Ayat yang berhubungan

1

Allah Subhanahu wa Ta'ala

Setan (berhala)

22:62

2

Islam

Non-Islam

8:8

3

Iman

Kufur

2:42

4

Halal

Haram

10:59

5

Benar

Salah

34:49

6

Tauhid

Syirik

3:71

7

Sunnah

Bid’ah

59:7

8

Nikah

Zina

17:32

9

Jual beli

Riba

4:29

10

Jujur

Bohong

16:105

11

Yaqin

Zhan (prasangka)

10:66

12

Mu’zijat

Sihir

17:101

13

Syari’at islam

Syari’at non islam

5:49

14

Ilmu Allah

Ilmu Setan

67:29

15

Syukur

Kufur

16:72

16

Al-Qur’an

Syair/undang-undang

18:56

17

Hidayah

Kesesatan

21:18

18

Da’wah Islam

Propaganda Setan

40:5

19

dll

dll

-

al-batil2

al-Batil

Dari tabel diatas, maka pemahaman tentang pertarungan al-Haq dan al-Batil akan semakin jelas, dan setiap orang pun dapat menentukan posisi jalan yang sebenarnya, apakah sedang ada pada jalan al-Haq atau jalan al-Batil. Karena sadar tidak sadar setiap orang tengah menjalani jalan itu masing-masing dengan cost yang dikeluarkan baik berbentuk; harta, jiwa ,tenaga, fikiran dll.

Setiap yang orang yang mengaku mu’min dan muslim yakin bahwa dia ingin dan akan memilih al-Haq dan menjauhi al-Batil, namun kalau tidak hati-hati terhadap tipu muslihat setan, malah yang dia pilih adalah al-Batil. Salah satunya pandangan kebanyakan manusia tentang ukuran nilai al-Haq dan al-Batil itu ditentukan kuantitas yang menyebut sesuatu itu haq atau dengan “suara terbanyak”. Dalam istilah-istilah lain seperti “suara rakyat adalah suara Tuhan”, “suara terbanyak itu adalah suara Tuhan”, “voting adalah kebenaran”, “demokrasi suara Tuhan” dll, itu merupakan fenomena keseharian dalam berbagai aktifitas. Dan melahirkan sikap “berbangga dengan mayoritas”. Padahal istilah-istilah tersebut merupakan dasar ajaran Yahudi Freemansonry untuk menyesatkan manusia. Maka karena kuatnya propaganda mereka, kebanyakan manusia tidak menyadarinya.

Dari surat al-Hajj 22:62 dan al-Baqarah 2:174 telah jelas bahwa Dialah Allah al-Haq, pemilik al-Haq, dan yang meneguhkan al-Haq, sekaligus memberikan jaminan atas al-Haq, dan sebaliknya, Allah-lah yang akan menghancurkan al-Batil, Dialah yang akan memberikan uqubah (balasan buruk) bagi pelaku kebatilan. Namun tidaklah bagi manusia yang telah digelincirkan oleh setan kedalam kesesatan berpandangan demikian, bahkan sebaliknya.

Manusia tidak memiliki otoritas untuk menentukan al-Haq dan al-Batil, hatta seluruh manusia bersepakat untuk menyatakan sesuatu itu al-Haq padahal hakekatnya adalah al-Batil. Al-Haq itu ajeg, sedikit pun tidak dipengaruhi oleh keinginan atau kebencian mahluk. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta'ala memperingatkan kepada orang-orang yang beriman, agar senantiasa ajeg didalam keberpihakan terhadap al-Haq, tidak terpengaruhi oleh mayoritas yang tidak selamanya menjanjikan keberadaan al-Haq itu, malah terkadang mayoritas cenderung “mengelabui” kesadaran seseorang dalam mentukan al-Haq. Selain itu kesepakan “mayoritas” umumnya bertumpu pada zhan (praduga) ibarat gaung atau gema teriakan pada tebing yang curam, yang hakekatnya hanya satu teriakan tapi seolah-olah sangat banyak. Begitulah kira-kira gambaran kesepakatan “mayoritas”. Hal ini sebagimana tersirat dalam surat Al-An’am 6:116;

وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُون

Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka (zhan), dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).(Al-An’am 6:116)

Dalam ayat itu terdapat dua frasa yang keduanya saling menguatkan tentang bahayanya mengikuti “mayoritas” tanpa adanya alasan yang benar (berpijak pada al-Haq) , yaitu pertama “يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ” (menyesatkanmu dari jalan Allah) maksudnya menjauhkan dirimu dari al-Haq atau mendekatkan kamu kedalam al-Batil. Hal ini sebagimana disebutkan dalam ayat al-Zukhruf 43:78 dan al-Mu’minun 23:70;

لَقَدْ جِئْنَاكُم بِالْحَقِّ وَلَكِنَّ أَكْثَرَكُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ

Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa al-Haq (kebenaran) kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada al-Haq (kebenaran) itu.( Al-Zukhruf 43:78)

أَمْ يَقُولُونَ بِهِ جِنَّةٌ بَلْ جَاءهُم بِالْحَقِّ وَأَكْثَرُهُمْ لِلْحَقِّ كَارِهُونَ

Atau (apakah patut) mereka berkata: "Padanya (Muhammad) ada penyakit gila." Sebenarnya dia telah membawa al-Haq (kebenaran) kepada mereka, dan kebanyakan mereka benci kepada al-Haq (kebenaran). (Al-Mu’minun 23:70)

Frasa yang kedua “يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ” (mengikuti prasangka) , maksudnya banyak manusia mengikuti petunjuk atau jalan yang tidak mencapai al-Haq yakni hanya praduga semata, sebagaimana disebutkan dalam surat Yunus 10:36;

وَمَا يَتَّبِعُ أَكْثَرُهُمْ إِلاَّ ظَنّاً إَنَّ الظَّنَّ لاَ يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئاً إِنَّ اللّهَ عَلَيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja (zhan). Sesungguhnya persangkaan itu (zhan) tidak sedikit pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Yunus 10:36)

Lebihnya bahwa zhan itu berasal dari hembusan Iblis laknatullah yang ditujukan kepada manusia, dan iblis atas izin Allah mampu membuat fatamorgana “kebenaran” atas zhan itu sebagimana disebutkan dalam surat Saba 34:20;

َلَقَدْ صَدَّقَ عَلَيْهِمْ إِبْلِيسُ ظَنَّهُ فَاتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقاً مِّنَ الْمُؤْمِنِين

Dan sesungguhnya Iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebahagian orang-orang yang beriman. (Saba 34:20)

Oleh karenanya sudah merupakan sunnatullah barang siap yang berpegang pada zhan dalam segala urusan maka kecelakaan dan malapetakan akan menimpa dirinya dan termasuk kedalam manusia yang merugi. Allah menegasnya dalam surat Al-Fushilat 41:23;

وَذَلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنتُم بِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْتُم مِّنْ الْخَاسِرِينَ

Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Al-Fushilat 41:23).

Dari tinjauan surat al-An’am 116 diatas, maka jelas “kelompok yang kecil” yang ajeg dalam yaqin lebih utama dijadikan pegangan dalam al-Haq dari pada “kelompok besar” yang bertumpu pada “zhan”.

Dan tidak sedikit minoritas bisa mengalahkan mayoritas jika telah memenuhi syarat-syarat objektif kemenangan. Sebagaimana disebutkan dalam ayat;

يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو اللّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللّهِ وَاللّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

"Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al-Baqarah 2:249)

Tinggal apakah orang memilih al-Haq atau al-Batil, karena pada realitasnya mayoritas manusia adalah;


  1. Orang-orang pembuat dosa (5:49)
  2. Saling mencelakakan dan menyesatkan (5:77)
  3. Tidak berakal (tertutup kesadarannya) (7:187)
  4. Tidak berterimakasih (syukur) (10:60)
  5. Lalai dari petunjuk Ilahi (10:92)
  6. Tidak beriman (11:17)
  7. Tidak mengetahui informasi yang benar (12:21)
  8. Disesatkan oleh Kaum Pagan (14:36)
  9. Kafir (17:89)
  10. Atheis (30:8)
  11. Penyembah berhala (71:24)
  12. Calon Penghuni Neraka bersama mayoritas Jin (7:179)
  13. Sekuler (30:8)
Jadi kalau sebuah negara dan pemerintahannya dijalankan berdasarkan suara mayoritas “demokrasi” maka apa jadinya? Maka jangan heran kalau;
  1. Kejahatan dan manipulasi dalam segala bidang terus menjamur,
  2. Penyelewengan dan pembodohan masyarakat,
  3. Banyak orang yang tidak waras,
  4. Banyak bencana akibat kekufuran,
  5. Hanyut dan mengikuti propaganda menyesatkan,
  6. Para penyembah berhala,
  7. Sangat mencintai dunia dan menghalalkan segala cara,
  8. Lebih takut kepada atasan dari pada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
  9. dll !!!

Kalau begitu apakah anda mau bergabung bersama mereka ???? atau anda memilih menjadi bagian dari kelompok sedikit yang terakhir ?

فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ ثُلَّةٌ مِّنَ الْأَوَّلِينَ وَقَلِيلٌ مِّنَ الْآخِرِينَ

Berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. (Al-Waqi’ah 56:12-14)

Tinggal anda yang menentukan pilihan, karena kesempatan tidak akan datang dua kali.

Wallahu’alam bissawab !

sumber
http://www.akhirzaman.info/islam/miscellaneous/1724-berbangga-dengan-mayoritas.html